INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1.
PERTUMBUHAN INDIVIDU
1.1
Pengertian
Individu
Individu
berasal dari kata latin, “individuum”
artinya “yang tidak terbagi”. Individu merupakan unit terkecil pembentuk
masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari
kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah
merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi
lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.[1]
Pada
dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling
bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki
karakteristik yang sama dengan kelompok di mana dirinya bergabung. [1]
Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu kesatuan melainkan manusia sebagai makhluk
hidup yang dihitung dalam “perseorangan”. Oleh karena itulah, sifat satu individu
dengan yang lainnya berbeda meskipun mereka tinggal dalam satu lingkungan yang
sama. Sejenis tetapi tidaklah sama, pola pikir dan sifat memiliki cirinya
tersendiri. Karena diferensiasi itulah, Individu memiliki keuntungan dalam mengetahui
sejumlah wawasan seperti bahasa, agama, adat istiadat, hukum, ilmu pengetahuan
dan sebagainya. Berdasarkah hal tersebut maka diperolehlah kesimpulan bahwa
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga memiliki pola dan tingkah laku spesifik
dan lainnya.
1.2. Pengertian Pertumbuhan
Secara
generalisasi, pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa
yang bersifat irreversible (tidak dapat dibalik) karena adanya pembesaran sel dan
pertambahan jumblah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat
dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat
perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan.
Perubahan dalam proses
pertumbuhan biasanya disebut dengan istilah protes.
Menurut
pengertian ahli aliran asosiasi, Pertumbuhan adalah suatu proses asosiasi yaitu
terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari
pengalaman empiris luar maupun panca indera yang menimbulkan sensations atau
pengalaman melalui keadaan mental sendiri yang menimbulkan reflection.
Sedangkan menurut pendapat ahli psikologis Gestalt, Pertumbuhan adalah suatu
proses differensiasi yaitu terjadinya pertumbuhan pada seseorang secara
perlahan dengan mengenal sesuatu secara keseluruhan barulah kemudian mengenal
bagian-bagian dari lingkungan yang ada [2].
Dilain
pihak menurut konsepsi sosialisasi, Pertumbuhan merupakan salah satu proses
dari sosialisasi dimana individu secara perlahan tumbuh dengan berinteraksi
sosial bersama individu lainnya baik di dalam maupun luar lingkungannya.
1.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Sebagai
makhluk hidup manusia memiki sifat untuk tumbuh seperti makhluk hidup lainnya.
Pertumbuhan yang di alami manusia dapat di bagi menjadi dua:
1.
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan
ini menyangkut perkembangan yang dapat dilihat oleh mata, seperti tubuh yang menjadi tinggi, rambut yang menjadi
panjang, dan pertumbuhan tubuh yang lainnya.
2. Pertumbuhan Psikis
Sedangankan
pertumbuhan ini menyangkut perkembangan sifat manusia, intelektual manusia,
atau yang lebih dikenal dengan pendewasaan.
Namun
perkembangan setiap manusia tidaklah sama persis, bahkan untuk saudara kembar
identik yang dibesarkan bersama-sama sekalipun memiliki perbedaan pertumbuhan,
terutama di pertumbuhan psikis. Dalam hal ini saya lebih banyak membahas
tentang pertumbuhan psikis.
Lalu
kenapa pertumbuhan psikis manusia berbeda-beda? Dalam ilmu Sosiologi hal ini
disebabkan karena beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan manusia
yaitu: [3]
1. Pendirian Nativistik
Menurut para ahli dari
golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh
factor-faktor yang dibawa sejak lahir.
2. Pendirian Empiristik
dan environmentalistik
Pendirian ini
berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan
individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan
sama sekali.
3. Pendirian
konvergensi dan interaksionisme
Aliran ini berpendapat
bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan
individu.
2. FUNGSI KELUARGA
2.1. Pengertian
Keluarga
Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut
Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan,
di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. [4]
Keluarga
juga merupakan kelompok pertama yang dikenal oleh Individu dan memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap pertumbuhan maupun perkembangan Individu tersebut
baik sebelum maupun sesudah dirinya terjun secara langsung dan menjadi bagian
dari Masyarakat dalam lingkungannya.
B. Macam-Macam Fungsi
Keluarga
Fungsi Keluarga bisa
- Fungsi Biologis, yaitu fungsi Keluarga dalam melakukan tugas utamanya untuk meneruskan keturunannya.
- Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi Keluarga untuk melindungi setiap bagian anggota keluarganya dari gangguan – gangguan dengan cara menyediakan rumah sebagai tempat bernaung, memberikan layanan kesehatan ketika salah satu anggotanya sakit dan memberikan keamanan dari segala bahaya yang mengancam.
- Fungsi Ekonomi, yaitu fungsi Keluarga sebagai pemenuh kebutuhan setiap anggotanya. Misalnya seperti seorang kepala keluarga yang mencari nafka untuk mencukupi kebutuhan keluarganya setiap hari.
- Fungsi Keagamaan, yaitu fungsi Keluarga sebagai media untuk mengenalkan/ menanamkan nilai-nilai atau unsur keagamaan kepada anggotanya. Misalnya dengan menanamkan keyakinan umat manusia akan adanya Tuhan serta jalan hidup di dunia ini maupun di akhirat kelak.
- Fungsi Sosial, yaitu fungsi Keluarga sebagai pemersiap masa depan anaknya jika kelak suatu saat nanti terjun ke dalam dunia masyarakat dan lingkungannya.
Sedangkan
dalam Buku Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, beliau berpendapat
bahwa fungsi – fungsi dari sebuah Keluarga meliputi hal – hal seperti berikut; [5]
- Pembentukan Kepribadian, yaitu fungsi keluarga sebagai peletak dasar kepribadian anak – anaknya dengan tujuan untuk memproduksi atau melestarikan kepribadian mereka pada anak dan cucunya.
- Alat Reproduksi, Erat kaitannya dengan fungsi pertama, Keluarga dalam hal ini berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian – kepribadian yang pada dasarnya berakar dari etika, estetika, moral dan kebudayaan yang berkolerasi fungsional dengan sebuah struktur dalam masyarakat tertentu.
- Eksponen Dalam Kebudayaan, adalah peran penting Keluarga sebagai transmisi kebudayaan kepada keturunannya.
- Lembaga Ekonomi, Dalam lembaga masyarakat biasanya tertdapat sistem kekeluargaan yang sangat luas. Sistem kekeluargaan yang saling terjalin inilah yang dapat mempengaruhi dan menguasai bidang perekonomian masing-masing keluarga tersebut yang menjadi anggota di dalamnya.
- Pusat Pengasuhan dan Pendidikan, Fungsi Keluarga sebagai lembaga pendidikan kepada anaknya dimana mereka memberikan wawasan terhadap keturunannya tersebut dengan caranya tersendiri. Misalnya seorang anak lelaki akan mendapatkan pelatihan dari Ayahnya sebelum ia bisa terjun dan menjadi anggota masyarakat begitu pula sebaliknya dimana anak perempuan mendapat pengajaran dari Ibunya.
3. INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Pengertian
Individu dan Keluarga telah dijelaskan di bagian 1 dan 2. Dibagian ini hanya
akan membahas tentang masyarakat.
A. Pengertian Masyarakat
Masyarakat
adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan
tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.
Sedangkan menurut
para ahli, masyarakat adalah;- Selo Sumarjan (1974), masyarakatadalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
- Koentjaraningrat (1994), masyarakatadalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
- Ralph Linton (1968), masyarakatadalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
- Karl Marx,masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
- Paul B. Horton & C. Hunt,masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut
B. PENGGOLONGAN MASYARAKAT
Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, Masyarakat dibedakan menjadi dua golongan
yaitu Masyarakat sederhana dan Masyarakat maju (modern). [6]
- Masyarakat Sederhana, Kelompok masyarakat yang hidup dalam lingkungan sederhana dan cenderung pembagian pekerjaannya dibedakan menurut jenis kelamin anggotanya.
- Masyarakat Maju, Kelompok yang memiliki banyak organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang hendak dicapainya. Dalam lingkungannya, Masyarakat maju dapat dibedakan menjadi dua yaitu Masyarakat Non-Industri dan Masyarakat Industri sebagai berikut;
1.
Masyarakat Non-Industri, Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group)
•
Kelompok Primer, Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih
intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok
”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap
muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam
kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan
tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab
para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.
•
Kelompok Sekunder, Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan
tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat
interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif. Para anggota menerima pembagian
kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut
dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan
tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati.
2.
Masyarakat Industri, Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa
kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan
saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
4. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT.
Manusia
sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan
raganya dalam prosesnya untuk bisa berkembang ia memerlukan keterpaduan antara
perkembangan jasmani maupun rohani. Sebagai makhluk yang sosial, seorang
individu tidak dapat berdiri sendiri dan saling membutuhkan antara dirinya sendiri
dengan individu lainnya untuk mengadakan hubungan sosialisasi di tengah –
tengah masyarakat.
Keluarga
yang memiliki berbagai fungsi yang dijalankannya merupakan perwujudan dari
suatu wahana/wadah dimana seorang Individu mengalami proses bersosialisai untuk
yang pertama kalinya juga memiliki peranan yang begitu penting bagi Individu
tersebut karena dari keluargalah seorang Individu itu ditempa karakternya untuk
bisa menjadi bagian dari masyarakat luas ketika dewasa nanti.
Sebagai
bagian yang tak dapat dipisahkan dari masyarakat, Keluarga juga memiliki
kolerasi fungsional dengan masyarakat tertentu. Itulah sebabnya mengapa proses
pengembangan Individu menjadi seseorang yang berwatak dan memiliki kepribadian
seharusnya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga
seorang Individu menjadi seseorang yang dewasa dan mampu mengendalikan dirinya
sendiri juga melakukan sosialisasi di dalam masyarakat yang ada di
lingkungannya.
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi dan memiliki keterikatan untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat dimana seorang Individu
mampu melihat dengan jelas proyeksi pengembangan itu. Jika keluarga adalah
tempat dimana awal proses bermula, maka dalam masyarakatlah individu akan di uji
coba untuk mengembangkan apa yang telah ia dapatkan dari keluarganya untuk
diterapkan ketika menjadi bagian dari masyarakat.
Seorang
individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti dirinya telah berada
dalam suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu
itu menjadi jelas dan bermakna, karena disinilah Individu itu akan terlibat
secara langsung dan menjadi perwujudan anggota masyarakat.
5. URBANISASI .
5.1. Pengertian
Urbanisasi
Urbanisasi
dalam pengertian umum pindahnya penduduk dari desa ke kota. Pindahnya penduduk
desa ke kota akan membawa pengaruh baik di kota maupun di desa. [7]
Dalam
beberapa Kerpustakaan kependudukan dijelaskan bahwa sebenarnya urbanisasi muncul
terkait dengan terjadinya proses perubahan dan pertumbuhan suatu wilayah yang disebut
dengan istilah kota. Oleh karna itu tidak mengherankan apabila urbanisasi ini
dapat diartikan sebagai suatu proses perpindahan penduduk dari desa kekota
walaupun secara harfiah urbanisasi bisa juga berarti pengkotaan.
Menurut
De Bruijne seperti dikutip N. Daldjoeni (1988) bahwa setidaknya ada 7 (tujuh) pengertian
urbanisasi di antaranya, Pertama pertumbuhan persentase penduduk yang bertempat
tinggal diperkotaan, baik secara mondial, nasional, maupun regional. Kedua,
berpindahnya penduduk kekota-kota dari pedesaan. Ketiga, bertambahnya penduduk
bermatapencarian non-agraris di pedesaan. Keempat, tumbuhnya suatu permukiman menjadi
kota. Kelima, mekarnya atau meluasnya struktur artefakial morfologis suatu kata
di kawasan sekelilingnya. Keenam, meluasnya pengaruh suasana ekonomi kota ke
pedesaan dan Ketujuh meluasnya pengaruh suasana sosial, psikologis dan kultural
kata pedesaan, ringkasnya, meluasnya nilai-nilai dan norma-norma kota ke kawasan
luarnya.
5.2 Proses Terjadinya Urbanisasi
Proses
urbanisasi secara konseptual dapat di tinjau berdasarkan aspek demografi,
ekonomi dan fisik ( Nia K. Pontoh, 2008 ). [8].
a.
Ditinjau dari aspek Demografi
Urbanisasi
akan memunculkan pertambahan penduduk secara alami yaitu besarnya tingkat
pertambahan penduduk karena besarnya penduduk juga di ikuti kelahiran yang
tinggi juga, hal di pengaruhi adanya harapan hidup yang besar bagi anak yang
lahir di tambah tingkat kesehatan masyarakat yang baik.
Pertumbuhan
penduduk karena migrasi dari desa ke kota. Migrasi dari desa ke kotabanyak hal
penyebabnya misalnya, mudahnya cari kerja di kota, kota tersedia akan kebutuhan
hidup, Kota di lihat sepintas adalah menjanjikan untuk hidup lebih enak dan
menyenangkan dan masih banyak lagi dan semuanya itu akan berpengaruh terhadap
jumlah penduduk dan lapangan kerja, tempat tinggal, tempat-tempat pelayanan
social, dan pelayanan ekonomi. Kondisi migrasi ini kalau tidak segera di buat
solusi atau kebijakan dari pemerintah tidak menutup kemungkinan akan terjadi
pertambahan penduduk kota yang besar, serta akan terjadi kemunculan masalah
sosial, keamanan, kesehatan, sanitasi, pemukiman liar atau tak teratur, dan
timbul banjir di lingkungan masyarakat kota.
Perpindahan
penduduk dari desa ke kota juga memunculkan kota-kota baru karena adanya
peluasan kota besar.
Dengan
bertambahnya penduduk kota terus membesar maka akan muncul adanya, pembagian
kerja, meningkatnya spesialisasi, makin mudah menggunakan tenaga non insani,
maka cepatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di kota, berkurangnya jarak tempuh
kota yang satu dengan kota yang lain karena baiknya sarana dan pra sarana
transportasi.
b.
Ditinjau dari aspek Ekonomi atau pembangunan ekonomi
Aspek
pembangunan ekonomi dalam hal ini tidak bisa lepas dengan peranan urbanesasi,
pembangunan ekonomi yang cepat akan punya daya tarik pada masuknya penduduk,
perlu menjadi pemikiran bahwa urbanesasi juga suatu aspek percepatan
pembangunan, pendidikan, pembangunan pisik kota.
Urbanisasi
akan menciptakan perkembangan kota dan selanjutnya terdapatnya kota-kota besar
akan menyebabkan proses pembangunan ekonomi dan transformasi sosial berjalan
dengan lebih dinamis. Mengenai pengaruh pembangunan ekonomi terhadap urbanisasi
ini terdapat cukup bukti-bukti yang menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi akan
mempercepat proses urbanisasi. Akibat bila tingkat pembangunan suatu Negara
bertambah tinggi maka proporsi penduduk yang berada di kawasan perkotaan juga
menjadi bertambah besar. Apabila dibandingkan tingkat urbanisasi dengan tingkat
pembangunan di berbagai Negara maka akan jelas terlihat bahwa di antara kedua
hal tersebut terdapat korelasi yang cukup tinggi. Ditinjau secara historis,
kota memegang beberapa peranan penting dalam kehidupan politik social, dan
ekonomi suatu Negara. Oleh karena itu, penyebab terjadinya urbanisasi yang
bertambah cepat dan bertambah pentingnya peranan kawasan perkotaan dalam suatu
perekonomian yang lebih berkembang sangat kompleks.Faktor-faktor sosial seperti
(1).Keinginan untuk tinggal di daerah yang lebih ramai, (2).Keinginan untuk
memperoleh fasilitas sosial yang baik.Misalnya untuk (1).Memperoleh lebih
banyak hiburan, untuk (2).Kepentingan pendidikan anak-anak dan untuk (3).Dapat
berbelanja dengan lebih mudah dan (4).Mendapatkan lingkungan yang setaraf
memegang peranan yang cukup penting menyebabkan bertambah tingginya proporsi
penduduk yang berada di kawasan perkotaan apabila tingkat pembangunan ekonomi
bertambah maju.
Menurut
Sukirno (1985), dibandingkan dengan berbagai faktor lainnya, faktor yang
bersifat ekonomi merupakan penyebab terpenting dari timbulnya urbanisasi dan
perkembangan kota. Pembangunan ekonomi akan diikuti oleh perombakan dalam corak
kegiatan ekonomi : makin maju suatu perekonomian, makin penting peranan
kegiatan industry dan perdagangan. Perkembangan tersebut selanjutnya akan
menghasilkan spesialisasi dalm perekonomian tersebut. Dalam suatu masyarakat
yang tradisional, unit-unit kegiatan ekonomi mempunyai skala yang sangat
terbatas dan sebagian besar merupakan unit yang cukup sendiri, yaitu
memproduksi sendiri keperluannya. Dengan adanya pembangunan ekonomi, sedikit
demi sedikit unit-unit kegiatan ekonomi yang bersifat cukup sendiri tersebut
akan hilang dan unit-unit kegiatan ekonomi skala operasinya akan menjadi
bertambah besar akan memproduksi barang-barang untuk keperluan pasar.
Penjelasan
berikut mengenai kaitan urbanisasi dan pembangunan atau perkembangan ekonomi
menyangkuat sumber-sumber pembangunan atau pengembangan ekonomi.Pembangunan
bersumber dari beberapa faktor, di antaranya yang terpenting adalah pembentukan
modal, perkembangan penduduk, dan perkembangan teknologi. Sejarah pembangunan
di Negara maju menunjukkan bahwa perkembangan teknologi sangat besar sekali
peranannya dalam pembangunan ekonomi dan faktor tersebut dianggap lebih penting
artinya dari perkembangan penduduk dan pembentukan modal. Implikasi dari
keadaan ini diantaranya adalah kemajuan dalam teknologi sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap corak penyebaran kegiatan ekonomi di antara perdesaan dan
perkotaan: kemajuan teknologi menyebabkan kegiatan ekonomi lebih banyak
dilakukan di perkotaan.
Contoh Studi Kasus:
Anak
muda jaman sekarang, khususnya anak muda yang berada di kehidupan kota-kota
besar di Indonesia. Dimana kecenderungan pergaulan para anak muda itu dinilai
bermasalah karena sudah banyak menyimpang dari norma-norma ketimuran.
Di
dalam maasalah anak muda sekarang ini,banyak hal yang sangat di sayangkan dalam
pergaulannya. Saya akan menguraikan sebagian besar masalah yang di alami oleh
anak muda saat ini. Sebagai contoh ialah : Seks bebas,narkoba,kehidupan
malam,alcohol. Seperti seks bebas, narkoba, kehidupan malam, alcohol dan
akibatnya.
Seks
bebas di dalam saat sekarang ini bisa di bilang melekat di dalam kehidupan anak
muda saat sekarang ini. Seperti yang pernah saya dengar bahwa murid SD (Sekolah
Dasar) sudah mulai belajar tentang seks, entah dari media internet maupun
majalah-majalah porno. Dan banyak kasus yang di temukan bahwa anak SD pun sudah
berani untuk berbuat seks. Dan dari hal tersebut bisa berkembang hingga mereka
dewasa. Apa yang seharusnya dilakukan adalah perlunya bimbingan dari orang tua
maupun dari pihak sekolah.Tanpaada bimbingan tersebut hal seks bebas bias
sangat rentan sekali. Maka itu di perlukan bantuan dari segala pihak, orang tua
maupun pihak sekolah.
Narkoba
adalah hal yang berkaitan juga dengan hal pertama yang saya bahas di atas,
karena rasa keingintahuan dari anak-anak maupun remaja. Narkoba adalah zat yang
sangat berbahaya karena bisa merusak generasi bangsa kita.Dan di perlukan pula
bimbingan dari semua pihak.
Kehidupan
malam juga merupakan suatu kaitan dengan hal-hal di atas, karena berawal dari
seks bebas,yg akhirnya bisa ke narkoba karena sangat mudah di dapat di dalam
kehidupan malam,contoh seperti diskotik atau café-café.
Alkohol
adalah hal sangat rentan menyebabkan hal-hal di atas bisa terjadi,karena dengan
alcohol bisa sangat mudah kita berbuat hal negative tanpa berpikir panjang.
Akibat dari semua itu adalah rusaknya generasi bangsa kita.
Solusi:
Berdasarkan
studi kasus diatas dapat diketahui bahwa pergaulan para remaja pada jaman
sekarang sudah sangat bebas, belakangan ini banyak sekali terjadi
kejadian-kejadian atau peristiwa yang kurang mengenakan atau mendidik. Di
televisi atau pun media sosial banyak
sekali ditampilkan pergaulan remaja yang menyimpang yang menyebabkan hal-hal
yang merugikan. Seperti remaja yang kerap kali berkelahi, bahkan hingga
membunuh temannya sendiri, mabuk-mabukan yang terkadang menyebabkan kecelakaan,
seks bebas yang menyebabkan banyak bayi-bayi yang tidak berdosa diaborsi atau
pun dibuang. Hal ini sangat disesalkan sekali, karena para remaja seharusnya
memberi yang contoh yang baik dan mendidik karena remaja adalah bibit-bibit
calon memimpin bangsa Indonesia.
Hal
ini dapat disebabkan karena kurangnya pendidikan atau pun pengetahuan atau pun
perhatian dari orang tua, sekolah, lingkungan bahkan teman. Maka dari itu, para
remaja harus membekali dirinya dengan pengetahuan dengan pendidikan baik,
pengetahuan agama yang baik agar tidak menyimpang ke jalan yang salah serta
bimbingan orang tua untuk membimbing anaknya ke jalan yang baik. Lingkungan dan
pertemanan juga sangat berperan besar, karena teman baik akan memberi pengaruh
yang baik. Dengan demikian, para remaja akan menjadi pribadi yang baik, jauh
dari pergaulan yang menyesatkan, mempunyai masa depan yang baik dan menjadi
calon pemimpin bangsa yang baik.
Daftar Pustaka
[1] Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
[2] Fitria Hari C, Yanuar Indrayani, ALIRAN
ASOSIASI, http://psikologi.or.id.
[3] Harwantiyoko,
Neltje F. Katuuk, MKDU Ilmu Sosial Dasar, Gunadarma, Jakarta, 1997.
[4] Baron,
R. A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
[5]
Wangsanegara, Soewaryo (1986) Ilmu
Sosial Dasar. Jakarta : Depdikbud
[6] Syarif
Moeis (2008), Kelompok Dalam Masyarakat, UPI Bndung.
[7]
Andi Haris, 2015, STUDI MEDIA DAN PERPUSTAKAAN TENTANG
URBANISASI, JUPITER Vol. XIV No.1
[8] Yohanes Suharso, 2014, PROSES DAN DAMPAK
URBANISASI, Majalah Ilmiah Pawiyatan 114. Vol XXI
Komentar
Posting Komentar