PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
1.                  PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertambahan penduduk merujuk pada semua spesies, tetapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertambahan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. [1]
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia.
Dengan bertambahnya penduduk, berarti persediaan bahan makanan, perumahan, dan kesempatan kerja harus bertambah. Apabila pertambahan penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas akan menimbulkan masalah. Misalnya angka pengangguran meningkat, tingkat kemiskinan naik, anak usia sekolah yang tidak tertampung serta timbulnya berbagai kejahatan atau kriminalitas lain.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang menjadi masalah sosial ekonomi pada umumnya karena dengan bertambahnya penduduk maka otomatis harus bertambah pula persediaan sandang pangan, kesempatan kerja, serta fasilitas umum, selain itu pertambahan penduduk akan menimbulkan berbagai masalah seerti bertmbahnya tingkat penganguran,kemiskinan, anak putus sekolah yang dapat pula menimbulkan berbagai kejahatan (kriminalitas).
1.1.                 Perkembangan Penduduk Dunia

Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahun 2006 adalah sebagai berikut:

Sumber : Iskandar N, Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia. [2]
1.1.                 Penggandaan Penduduk Dunia
Ka1au dilihat dari tabe1 di atas pertumbuhan penduduk makin cepat. Penggadaan penduduk (double population) jangka waktunya makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut :
Penggandaan Penduduk Dunia
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Franscisco. [3]
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun.
1.1.                 Faktor-faktor Demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
Penambahan/pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pacta dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi
Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
1. Kematian
Kematian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, selain kelahiran dan migrasi.
1.2.                 Rumus tingkat kematian yang kasar dan yang khusus
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. [4]
CDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.  

CDR = D/Pm x K
atau
CDR = Jumlah kematian / Jumlah penduduk pertengahan tahun x 1000

Jadi jumlah penduduk yang mewakili suatu tahun tertentu ialah jumlah penduduk pada bulan Juni.
Penduduk pertengahan tahun ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

1. Pm = 1/2 (p1+p2)
2. Pm = P1 + (p2 - p1)/2
3. Pm = P2 - (p2 - p1)/2

Pm = jum1ah penduduk pertengahan tahun
P1 = jum1ah penduduk pada awal tahun
P2 = jumlah penduduk pada akhir tahun


b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. [4]
Karena tingkat kematian itu dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Misalnya laki-laki yang berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Juga, orang laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah.
Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti. Karena angka ini menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu 1000 penduduk pada kelompok umur yang sama, maka dapat dibuat rumus sebagai berikut:

ASDRi = Di / Pmi x K

Dimana :
Di               =   Kematian penduduk kelompok umur i
Pmi             =   Jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur i.
K                =   Konstanta ( = 1000)

1.1.                 Angka Kelahiran
Kelahiran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk suatu negara. Secara umum angka kelahiran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu angka kelahiran kasar, angka kelahiran khusus, dan angka kelahiran umum. [4].

1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
CBR = L/P x 1.000
Keterangan :
CBR            :   Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
L                  :   Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P                 :    Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000          :    Konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga macam.
§    CBR < 20, termasuk kriteria rendah
§    CBR antara 20 – 30, termasuk kriteria sedang
§    CBR > 30, termasuk kriteria tinggi
2) Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate/ASBR)
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu.
ASBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

ASBR = Li/Pi x 1000

Keterangan :
ASBR        :    Angka kelahiran khusus
Li                :    Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Pi                :    Jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1.000          :    Konstanta

1.6.                 Pengertian Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk antardaerah dengan melintasi batas administrasi tertentu, baik untuk tinggal sementara ataupun menetap. Migrasi yang dilakukan untuk menetap dapat memengaruhi perubahan jumlah penduduk suatu daerah.
Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian mobilitas lebih luas daripada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Sedangkan migrasi bila dikaitkan dengan unsur waktu di tempat yang baru misalnya minimal 6 bulan atau satu tahun. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut disebut melakukan mobiltias sirkuler.

1.7.                 Macam-macam Migrasi
Berdasarkan jangkauan kepindahannya, migrasi dapat dibedakan menjadi migrasi lokal atau nasional dan migrasi internasional
Migrasi lokal/nasional adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam satu negara. Bentuk-bentuk migrasi lokal dapat dibedakan, menjadi Sirkulasi, Urbanisasi, Ruralisasi, Transmigrasi.
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antarnegara. Migrasi internasional terjadi karena beberapa hal, antara lain, karena terjadi peperangan, bencana alam, atau untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
1.8.                 Akibat Migrasi
Berikut ini adalah akibat yang muncul dari migrasi :

-          Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Akibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
-          Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
-          Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
-          Pencemaran Lingkungan
Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.

1.9.                 Tiga Jenis struktur Penduduk
Tiga (3) Jenis Struktur Penduduk
Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin

1.10.                 Bentuk Piramida penduduk stationer, muda dan tua 
Piramida penduduk muda (berbentuk limas)
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Contoh: Negara India, Brazilia, Indonesia.
Piramida penduduk stasioner atau tetap (berbentuk granat)
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh: Negara  Swedia, Belanda, Skandinavia.
Piramida penduduk tua (berbentuk batu nisan)
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Jika angka kelahiran jenis pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Contoh: Negara Jerman, Inggris, Belgia, Prancis.
1.11.                 Pengertian rasio ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency of ratio)
Dari komposisi penduduk menurut umur dapat dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan. Yang dimaksud dengan rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%). [5]
Batas golongan umur produktif kerja (aktif ekonomi) masing-masing daerah/negara berbeda-beda. Biasanya terletak antara umur 15 tahun sampai 65 tahun. Sehingga dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

DR = penduduk 0 - 14 + penduduk 65 keatas / penduduk 15- 64  x 1000

Jadi makin tinggi jumlah penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungannya. Artinya beban penduduk pada kelompok umur produktif kerja (aktif ekonomi) untuk dapat menghasilkan barang atau jasa ekonomi bagi go1ongan umur muda dan jompo adalah tinggi.
Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :
DR kurang dari 62,33% adalah baik.
DR lebih dari 62,33% jelek.



2.             KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Berbagai penelitian Antrophologi Budaya menunjukkan bahwa terdapat korelasi di antara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan, bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Kalau begitu, pada sisi mana kebudayaan dapat memberikan pengaruh terhadap suatu kepribadian?
Jawabnya, jika kita melihat dari sisi sikap pemilik kebudayaan itu sendiri.
Manakala pemilik kebudayaan itu menganggap bahwa segala sesuatu yang terangkum dan terlebur dalam segala materi kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis, normal, serasi dan selaras dengan kodrat alam dalam tabiat asasi manusia dan sebagainya.
Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaedah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Suatu kaidah, misalnya kaidah hukum memberikan batas-batas pada perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu "aturan permainan" dalam pergaulan hidup.
Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam dsb.
2.1.                 Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan Indonesia
Zaman Batu sampai Zaman Logam
Upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu sampai zaman logam, sungguh akan berliku-liku, memerlukan waktu pembahasan yang panjang.
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar-kasar, misalnya kapak genggam.
Kapak genggam-kapak genggam semacam itu kita kenal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini tidak didapati orang di Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segi itu berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arab Selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke Semenanjung Malaka.
Lebih lanjut menyebar ke Sumatra, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara. sampai ke Flores, dan Sulawesi berlanjut ke Pilipina. [5]
2.2.                 Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam
Kebudayaan Hindu dan Budha.
Pada ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India itu berlangsung luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau Budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama/ajaran Budha dapat dikatakan herpandangan lebih maju dari pada Hinduisme, sebab Budhisme tidak mcnghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.[5]
Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berkemhang berdampingan secara damai. Baik penganut Hinduisme maupun Budhisme melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/ arsitektur, seni pahat. Seni ukir maupun seni aqra, seperti tercermin dalam bangunan /arsitektur relief-relief yang diahadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah ataupun di Jawa Timur. Candi-candi yang dimaksud diantaranya: Borobudur, Mendut. Prambanan, Kalasan (Jawa Tengah). Badut, Kidal Jago, Singosari, di sekitar kota Blitar, semuanya di wilayah propinsi di Jawa Timur.
Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar dan termegah di Asia Tenggara bahkan tercatat sebagai salah satu bangunan kuno, yang termasuk dalam 10 besar keajaiban dunia.
Kebudayaan Islam.
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Titik sentral penyebaran agama Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya ke pulau Jawa sebelum abad ke-11 sudah ada wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan di kota Gresik. [5]
Masuknya agama Islam ke Indonesia teristimewa ke pulau Jawa berlangsung dalam suasana damai. Hal ini disebabkan karena Islam dimasukkan ke Indonesia tidak dengan secara paksa, melainkan dengan cara baik-baik. Di samping itu disebabkan sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Pada abad ke-15, ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah : negara Malaka di Semenanjung Malaka, negara Aceh di ujung Pulau Sumatra, negara Banten di Jawa Barat, negara Demak dipesisir utara Jawa Tengah, negara Goa di Sulawesi Selatan. Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam.
Didaerah-daerah yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan.
Demikian misalnya di Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra Timur, Sumatra Barat, dan pesisir Kalimantan.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

3.             KEBUDAYAAN BARAT
Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang berasal dari Eropa.
Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. [1]
Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan Barat masuk ke negara tercinta Republik Indonesia ketika kaum kolonialis/penjajah mengedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda.
Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial.
1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh.
2. Lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan/ kemahiran bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
Akhirnya masih harus disebut sebagai pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan agama Kristen Protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama (missie untuk agama Katolik dan zending untuk agama Kristen) yang semuanya bersifat swasta.
Penyiaran dilakukan terutama didaerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh agama Hindu, Budha atau Islam. Daerah-daerah itu misalnya : Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah. Nusaa Tenggara Timur dan pedalaman Kalimantan.
Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikanlah kebudayaan yang baru itu dengan kebudayaan lama.
Sehuhungan dengan itu, penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah : kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh lndonesia. Lebih lanjut, dalam penjelasan UUD 1945 itu juga ditunjukkan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju ke arah kemajuan adab budaya dan persatuan. dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang yang berpangkal pada ilmu ekonomi dan kemajuan teknologi dengan ciri otonominya, juga goncang sehingga merendahkan martabat umat manusia.
Bagi bangsa Indonesia sekarang, sanggupkah menemukan jalan yang tepat guna menumbuhkan kebudayaan yang sehat?
Dalam keadaan rawan seperti sekarang ini sesungguhnya sangat menguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Falsafah Pancasila. Pancasila telah menunjukkan dasar pemikiran yang mewarnai aspirasi-aspirasi zaman mutakhir, terhadap pendapat-pendapat umum dengan rumusannya humanisme baru". Pancasila sebagai rumusan kepercayaan kepada realitas sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanisme baru yang tumbuh menjadi hasrat umum zaman mutakhir.
Contoh Study Kasus Pertumbuhan Penduduk & Masalahnya
Persebaran penduduk yang tidak merata
Wilayah negara Indonesia sangat luas. Penduduk yang tinggal di wilayah negara RI tidak merata. Ada daerah yang sangat padat, namun ada juga daerah yang sangat jarang penduduknya. Misalanya Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sangat padat. Menurut sensus tahun 2015, setiap satu kilometer persegi didiami lebih dari 12.500 orang. Ini sangat berbeda dengan Provinsi Kalimantan Barat. Di sana hanya ada 30 orang yang mendiami wilayah seluas satu kilometer persegi.
Jumlah penduduk yang begitu besar
Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Indonesia menduduki urutan keempat negara terbanyak jumlah penduduk setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2015 adalah 220.7 juta jiwa.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Jumlah penduduk Indonesia sudah sangat banyak. Jumlah ini akan terus bertambah karena pertumbuhan jumlah penduduk juga tinggi. Hal ini disebabkan oleh angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian.
Kualitas penduduk rendah
Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Ini mempengaruhi kualitas atau mutu penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia kurang memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja. Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Rendahnya pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita artinya rata-rata pendapatan penduduk setiap tahun. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia masih rendah. Remdahnya pendapatan per kapita rendah berkaitan erat dengan banyaknya masyarakat miskin.
Tingginya tingkat ketergantungan
Penduduk yang tidak bekerja disebut penduduk yang tidak produktif. Biasanya penduduk yang tidak bekerja adalah yang telah berusia lanjut atau masih anak-anak. Mereka ini disebut usia non-produktif. Penduduk non-produktif menggantungkan hidupnya pada penduduk produktif (bekerja). Karena usia non-produktif tinggi, maka tingkat ketergantungan di Indonesia cukup tinggi.
Kepadatan penduduk
Di beberapa kota besar di Indonesia penduduknya sangat padat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Tingginya kepadatan penduduk menyebabkan masalah-masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya tindak kejahatan, pemukiman kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan sebagainya.
Penanggulangan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan yaitu:

  1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
  2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
  • Program Transmigrasi
  • Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
  • Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
  • Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin.
4. Tingkat kependudukan yang rendah diatasi dengan:
  • Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
  • Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
  • Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah
  • Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
  • Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah.
5. Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:
  • Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
  • Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
  • Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha.
  • Pembangunan /menyediakan fasilitas umum seperti aksses jalan dan akses telekomunikasi  sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.


Daftar Pustaka
[2]   Iskandar N, Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
[3]   Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San franscisco.
[5]   Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk, MKDU Ilmu Sosial Dasar, Gunadarma, Jakarta, 1997.

Komentar