Pertanyaan yang sering muncul di lingkungan masyarakat
1.
Apa
perbedaan antara masyarakat pendesaan dan masyarakat perkotaan, serta berikan
kasusnya
Perbedaan
Masyarakat Perdesaan dengan Perkotaan
Masyarakat
Pedesaan ialah masyarakat yang pada umumnya masih memegang
nilai-nilai kultural kebudayaan dan juga adat-adat yang leluhur mereka ajarkan.
Masyarakat pedesaan ini akan masih sulit berkembang sebab tertutupnya oleh apa
yang leluhur mereka ajarkan, sehingga susah
untuk dapat menerima hal baru. Tetapi, secara tata krama sangat kental
sekali yang namanya gotong-royong ataupun bahu membahu. Karakteristik umum
masyarakat pedesaan adalah masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam
hidup bermasyarakat, yang biasa terlihat dari dalam perilaku keseharian mereka.
Pada situasi dan juga kondisi tertentu, sebagian karakteristik ini dapat
dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa, tetapi dengan adanya perubahan
sosial dan kebudayaan serta teknologi dan juga informasi, sebagian
karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.
Masyarakat
Perkotaan ialah masyarakat yang dihuni oleh orang-orang yang
bersifat heterogen kedudukan sosialnya.
Masyarakat kota ini pada dasarnya telah
mengikuti dampak dari era globalisasi sehingga dapat sering kali pada umumnya
muncullah suatu individualisme yakni kurang nya rasa sosialisasi antara orang
lain.
Contoh
Kasus Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Sebagai contoh, bagi
masyarakat perkotaan, ketika mereka ingin berlibur, pasti mereka ingin berlibur
di suatu desa yang sejuk dan damai, yang jauh dari kebisingan kota yang selama
ini bergulat dengannya. Begitu pula bagi masyarakat pedesaan, ketika merasa
pekerjaan di desa sudah tidak mencukupi lagi, pasti mereka ingin hijrah ke kota
untuk mengadu nasib yang lebih baik lagi. Di sini terjadi hubungan antara
keduanya. Ketika salah seorang dari kota
pergi berlibur ke suatu desa, mereka bertemu dengan penduduk di desa tersebut.
Dia bisa saja membawa salah satu dari orang desa tersebut untuk bekerja di kota
karena ia melihat pekerjaan di desa sudah tidak mendukung dan masih banyak
pekerjaan di kota yang menjanjikan
Di sinilah peran
masyarakat kota untuk membuat lapangan pekerjaan untuk orang-orang dari desa
yang hijrah ke kota. Jika semakin banyak masyarakat desa yang hijrah ke kota,
maka seharusnya semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang harus disediakan.
Tapi, jika lapangan pekerjaan yang disediakan sedikit, sedangkan masyarakat
desa yang hijrah ke kota semakin banyak, maka justru akan terjadi peningkatan
angka pengangguran di kota.
2.
Mengapa
didalam suatu masyarakat dapat terjadi pertentangan sosial dan sebutkan faktor-faktor
penyebab pertentangan sosial?
Mengapa
didalam suatu masyarakat dapat terjadi pertentangan sosial?
Karena pertentangan
atau konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Faktor
– Faktor Penyebab pertentangan sosial
§ Perbedaan
individu
§ Perbedaan
latar belakang kebudayaan
§ Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok.
§ Terjadinya
perubahan sosial
3.
Jelaskan
hubungan antara ilmu pengetahuan dan tekonologi dengan kemiskinan serta berikan
contoh
Hubungan
antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk
memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa”
sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu
badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan
proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung
ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu
dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh
karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran)
dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral
terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan
terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan
moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan
dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka
nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan
struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul
dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan
manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena
mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan
diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara
manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Semuanya
merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di
dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contoh
hubungan antara
ilmu pengetahuan dan tekonologi dengan kemiskinan.
Rata-rata orang yang
hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis. Sedangkan
salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu pengetahuan. Dengan
dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa berkesempatan
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan
ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir kreatif dan
memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
4.
Sebutkan
dan Jelaskan 3 tipe kaitan agama dan masyarakat
Tiga Tipe Kaitan Agama
Dengan Masyarakat
Kaitan agama dengan
masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan
sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:
1.
Masyarakat yang terbelakang dan nilai- nilai sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan
terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya
keanggotaan mereka dalam masyarakat, dalam kelompok keagamaan adalah sama.
2.
Masyarakat- masyarakat pra- industri yang sedang berkembang
Keadaan masyarakat tidak terisolasi, ada
perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama
memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tipe masyarakat ini. Dan
fase kehidupan sosial diisi dengan upacara- upacara tertentu.
3.
Masyarakat- masyarakat industri sekular
Masyarakat industri
bercirikan dinamika dan teknologi semakin berpengaruh terhadap semua aspek
kehidupan, sebagian besar penyesuaian- penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi
yang penting adalah penyesuaian- penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan
sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi
penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin
terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam
menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular
semakin meluas. Watak masyarakat sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak
terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama,
praktek agama, dan kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.
5.
5
contoh kasus konflik agama yg sering tjadi dimasyarakat
Konflik
Poso (Islam VS Nasrasi)
Konflik antar agama di
Poso menjadi bukti bahwa perbedaan kepercayaan dapat menyulut konflik yang
meluas. Konflik poso menjadi salah satu konflik yang berlangsung dalam waktu
yang lama seperti juga latar belakang tragedi allepo. Salah satu penyebabnya
adalah karena kurangnya peran pemerintah dalam mengembalikan situasi menjadi
kondusif. Dimulai dari tahun 1998 hingga tahun 2000 konflik berkembang ke ranah
kekerasan. Sehingga entah berapa banyak korban jiwa yang berjatuhan. Pada
tangga 20 Desember 2001 kemudin ditandatangani penjanjian Malino yang di
mediasi oleh Jusuf Kalla. Setelah penandatanganan perjanjian tersebut situasi
di Poso berangsur angsur pulih.
Konflik
Ambon (Islam VS Nasrani)
Konflik antar agama
yang terjadi di ambon pada tahun 1999. Merupakan sebuah konflik berdarah antara
kaum muslim dan nasrasi yang menghuni wilayah tersebut. Konflik tersebut dipicu
oleh insiden pemalakan yang dilkukan oleh 2 orang muslim terhadap warga nasrani
seperti penyebab konflik sosial paling umum . Konflik semakin berkembang saat
isu isu menyebar dan membakar amarah kedua belah pihak. Insiden ini menyebabkan
12 orang tewas dan ratusan lainnya luka luka. Namun, konflik ini segera mereda
setelah dilakukan rekonsiliasi dilakukan oleh pemerintah setempat.
Konflik
Tolikara (Islam VS Nasrani)
Konflik yang terjadi di
Tolikara papua dipicu oleh pembakaran sebuah masjid oleh para jemaat gereja
injil Indonesia. Tidak dijelaskan apa yang memicu pembakaran tersebut seperti
pengendalian konflik sosial . Namun, insiden itu bertepatan saat akan dilaksanakan
sholat idul fitri. Akibat konflik ini, 2 orang warga tewas dan 96 rumah warga
muslim dibakar. Upaya rekonsiliasi yang cepat dilakukan, membuat konflik ini
cepat dapat diredam. Serta tidak menimbulkan dampak yang meluas.
Konflik
Aceh (Islam VS Kristen)
Aceh menjadi salah satu
provinsi yang diberi hal istimewa untuk dapat menjalankan hukum syariat islam. Hal ini adalah upaya
pemerintah untuk melerai keinginan masyarakat sporadis yang ingin memerdekakan
diri dan mendirikan negara khilafah. Oleh karenanya Aceh diberikan gelar daerah
Istimewa Nangroe Aceh Darussalam. Konflik antar agama pernah terjadi, tepatnya
di daerah Singkil pada tahun 2015. Konflik ini diawali dengan demonstrasi umat
muslim. Dalam demonstrasi tersebut umat muslim menuntut pemerintah untuk
membongkar sejumlah gereja kristen yang berdiri seperti dampak konflik agama .
Namun, akhirnya konflik tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Serta
kerukunan antar umat beragama di Aceh tetap terpelihara hingga kini.
Konflik
di Lampung Selatan (Budha VS Islam)
Lampung, juga pernah
mengalami konflik antar agama. Tepatnya di Kabupaten Lampung Selatan, Kota
Kallianda terjadi konflik berdarah yang melibatkan masyarakan desa Balinuraga
dan Desa Agom. Desa Balinuraga mayoritas dihuni oleh penduduk dengan agama
Budha. Sedangkan Desa Agom mayoritas dihuni umat muslim. Pada dasarnya konflik
ini bukan didasari oleh hal yang bersifat dan berhubungan dengan keyakinan yang
dianut seperti juga latar belakang konflik suriah . Penyebab yang menyulut
konflik ini adalah adanya gadis Desa Agom yang digoda oleh pemuda dari Desa
Balinuraga. Kejadian tersebut lalu menyulut amarah warga desa Agom sehinga
mengunakan cara kekerasan dengan menyerang warga Balinuraga. Tidak terima
dengan hal tersebut warga Baliuraga membalas menyerang. Aksi yang menimbulkan
reaksi, beberapa pihak diturunkan untuk meredam suasana. Kemudian setelah
melalui proses mediasi akhirnya konflik ini dapat terselesaikan, dan kondisi
kembali kondusif.
Komentar
Posting Komentar